LINGKARBEKASI.COM – Keberadaan koperasi sebagai roda ekonomi masyarakat tak bisa dilihat sebelah mata. Kehadirannya, memutus mata rantai dari jeratan bunga pinjaman yang tinggi jika dibandingkan dengan koperasi.

“Koperasi itu membebaskan masyarakat dari rentenir, karena bunga bisa 20 persen. Dan kalau di koperasi status mereka anggota bunga pinjamannya 1,5 persen. Jadi kalau pinjam Rp 1 juta di koperasi bayar perbulannya Rp 15ribu. Sedangkan di rentenir pinjam Rp 1 juta bayarnya Rp 200ribu,” jelas Wakil Ketua 1 DPRD Kota Bekasi Anim Imamuddin memaknai peringatan Hari Koperasi ke 75, Jumat (15/7).
Anim yang juga tokoh koperasi di Kota Bekasi itu mengingatkan, perbandingan bunga pinjaman antara di rentenir dan koperasi sangat jauh berbeda. Sehingga sebenarnya, perbandingan bunga pinjaman itu bisa dimanfaatkan untuk keperluan yang lain.
“Karena bunga pinjaman di koperasi 1,5 persen, jadi bisa dimanfaatkan untuk keperluan yang lebih luas. Beda dengan rentenir, ibaratnya habis untuk bayar bunga pinjaman,” papar Anim yang juga Ketua Umum Koperasi Pasar (Koppas) Kranggan.
Menurutnya, semangat mendirikan Koppas Kranggan kala itu diantaranya memutus mata rantai rentenir. “Memang waktu kita mendirikan koperasi pun filosofi pertama itu, agar masyarakat tidak terjerat hutang rentenir. Banyak yang dulu rentenir sekarang Alhamdulillah, sudah gabung di koperasi,” seloroh Anim yang juga pernah menjadi Ketua Dewan Koperasi Indonesia (Dekopinda) Kota Bekasi.
Anim melihat persoalan saat ini terkait pengembangan koperasi adalah permodalan, pemanfaatan teknologi dan peningkatan SDM. Meskipun jumlah koperasi di Kota Bekasi terdapat sekitar 1200 koperasi akan tetapi justru hanya sebagian yang aktif.
“Kalau pedagang mah rajin (simpan pinjam). Beda yang tidak aktif misal koperasi pegawai. Kita menjaga terus, ada namanya klinik anggota. Tidak aktif kita telepon, kita tanya apa persoalannya. Bahwa kalau tidak lancar, keanggotaan tetap aktif. Malunya karena tdk bayar hutang anggota itu,” jelas Anim.
Anim juga menyoroti semangat berkoperasi harus sudah dikenalkan sejak dini. Menurutnya ke depan harus sudah saatnya menumbuhkan kader muda koperasi sejak dini.
“Menjadi PR bahwa koperasi harus diperkenalkan sejak dini. Harus disosialisasikan ke tingkat sekolah. Saat ini memang sudah ada program koperasi siswa, ada namanya kantin kejujuran. Mereka belajar rapat tentang pengelolaan koperasi,” terang Anim, Anggota DPRD Kota Bekasi 3 periode itu.
“Kalau di kampus ada Koperasi Mahasiswa (Kopma). Dan ini terus harus ada pembinaan dari stakeholder terkait,” sambung Anim.
Dampak pandemi covid 19, lanjut Anim, tidak memungkiri pertumbuhan ekonomi bagi koperasi turut berpengaruh. Sehingga perlu ada terobosan program dan produk usaha.
“Pendampingan juga harus dimaksimalkan oleh koperasi besar ke pelaku koperasi yang tergolong kecil. Di kita (Kota Bekasi) sudah ada bantuan pembiayaan modal, tapi nanti kita minta Komisi III evaluasi bunga pinjaman yang diberikan oleh BPRS Patriot,” ucap Anim. (ADV/PARLEMENTARIA)