Forum Relawan Utara dan Sekolah Alam Prasasti Adakan Festival Kali Piket Kedua

Forum Relawan Utara (Fortara) dan Sekolah Alam Prasasti menggelar festival kali piket kedua persamuhan penggerak kampung di Kp. Piket, Desa Sukatenang, Sukawangi, Kabupten Bekasi. Sabtu-Minggu, 8-9 Februari 2020.

ppdb2025

Pada Sabtu, 8 Februari 2020 dengan agenda persamuhan penggerak kampung, permainan tradisional dan festival perahu tradisional. Sedangkan agenda di Minggu, 9 Februari 2020 yaitu pentas seni, tari-tarian dari TK dan SD Sekolah Alam Prasasti. Salahsatunya yang dibawakan oleh anak-anak TK dengan tari samannya. Kemudian dilanjutkan dengan seni beladiri pencaksilat, pameran kampung dan pameran lukisan kampung.

Acara tersebut dihadiri oleh Bupati Kabupaten Bekasi, Prof. Melani Budianta (Akademisi), Redy Eko Prasetyo (Japung Nusantara), Aris Heru Utomo (Badan Penggerak Ideologi Pancasila/BPIP), Dedy Chrusaeri (Kampung Bekasi), Agustian (Komunitas Sekolah Raya), Kepala Desa Sukatenang, Camat Sukawangi yang diwakili Sekcamnya, Kapolsek Kecamatan Tambelang Sukawangi, Danramil Tambelang Sukawangi dan para tamu undangan.

H. Komarudin Ibnu Hikam mengatakan dalam sambutannya, “Tujuan dari acara ini yaitu kebahagiaan bersama, mari kita rayakan bersama-sama berdasarkan swadana dan swadaya sebagai bentuk gotongroyong dari masyarakat. Gotong royong menjadi dasar kita membangun desa dan bangsa pada umunya. Perlu bapak/ibu ketahui di Sekolah Alam Prasasti ini semuanya gratis. Siswa diajarkan untuk berteman bersama alam dan pengalaman”, ungkap Ketua Yayasan Sekolah Alam Prasasti.

Rano Nursalim selaku ketua pelaksana menyampaikan, “Bahwa tujuan dari kegiatan ini agar terjalin antar pegiat budaya yang ada di Kabupten Bekasi”, tandasnya.

Dalam acara tersebut ada pameran lukisan oleh siswa-siswa SMP Terbuka Tarumajaya Kabupaten Bekasi. Menjadi generasi kreatif melalui kegiatan keterampilan. Kreasi kami koran keren.

Rizki sebagai koordinator siswa SMP Terbuka Tarumajaya mengungkapkan, “Pameran lukisan ini agar menjadikan barang bekas seperti koran dan akua menjadi karya seni yang mempunyai nilai jual dan tentunya mengurangi sampah di lingkungan sekitar”, pungkasnya.