Lingkarbekasi – PT. Toyota Astra Motor, Permata (Persatuan Muslimah Toyota), DKM Al Kautsar dan Service Parts Logistic Division bersama LAZ Ucare Indonesia mendistribusikan mendistribusikan 100 paket sembako kepada keluarga yatim dalam program Ramadhan Berseri Ditengah Pandemi-Berbagi sembako kepada yatim dhuafa. Program ini diberlakukan untuk membantu keluarga yatim di tengah pandemi corona.

Menurut Nia mutiara perwakilan Permata, ini ketiga kalinya bekerja sama dengan Laz Ucare Indonesia dalam mendistribusikan paket sembako untuk keluarga yatim.
“Kami melihat program-program LAZ U Care cukup variatif dan sesuai dengan kebutuhan program-program yang kami gulirkan dan dikelola juga cukup baik,selain itu penanggung jawab acaranya selama ini membantu mengadakan acara sesuai konsep tim kami,” katanya saat diwawancarai saat via telepon, Senin (25/5/2020).
Membantu anak yatim dan dhuafa di sekitar Bekasi, kata Nia, merupakan salah satu dari program tahunan Permata SPLD.
Permata SPLD adalah sebuah badan otonomi yang menaungi kegiatan-kegiatan keagamaan dengan lingkup muslimah di Toyota Astra Motor,untuk kegiatan santunan ini dilakukan oleh Permata area Service Parts Logistic Division dengan menarik donasi dari karyawan TAM SPLD.
Ia berharap tetap bisa bekerja sama dengan Laz Ucare Indonesia di tahun-tahun yang akan datang.
“Semoga menjadi lembaga zakat terbaik dengan menjaga kualitas program yang inovatif,” katanya.
Adapun 100 paket sembako telah didistribusikan pada 22 Mei 2020 lalu kepada penerima manfaat. Yang terdiri dari minyak goreng 1L, tepung terigu, sarden, kecap botol, teh celup, beras 3kg, serta gula pasir 1kg.
Pendistribusian dimulai sore hari sehabis ashar, dipecah menjadi beberapa kelompok sehingga mempercepat pendistribusian. Kegiatan ini dilakukan di sekitar Bekasi Jaya, Bekasi Timur, Kota Bekasi.
Dari sekian banyak penerima manfaat, ada sosok yang rela berbagi cerita hidupnya. Namanya ibu Fatimah. Dari umur anaknya 3 bulan, ia sudah ditinggal suami. Sehari-hari, ia bekerja sebagai pemulung. Dulu sebelum corona, hasil rongsokannya dijual seminggu sekali. Tapi sejak ada wabah corona, hasil pulungnya tidak dijual dikarenakan harga yang merosot tajam. Hanya Seribu perkilo yang bisa ia dapatkan. Bayangkan sahabat, sudah mencarinya muter-muter jauh. Tapi hasil yang didapat tidak seimbang dengan tenaga yang dikeluarkan?
Memang sejak dulu pendapatannya kurang begitu banyak. Minimal 15-20 ribu dalam sehari. Tapi sejak pandemi, rongsokan jadi tidak penuh. Dulu banyak panci dan perabot yang bisa dirongsok. Sekarang semenjak dilockdown, ia jadi susah masuk sehingga sulit mendapat rongsokan. Seakan, waktu habis dijalan saja. Sudah siang, capek bolak-balik dan tidak dapat rongsok pula. Bahkan untuk mendapatkan penghasilan 5 ribu rupiah dalam sehari juga bisa kurang atau tidak dapat sama sekali.
Harapan ibu Fatimah saat ini adalah agar corona cepat hilang. Rongsokan cepat buka. Kehidupan pemulung sepertinya merasa sangat kasihan. Lagi pada merintih-rintih semua. Apalagi ibu Fatimah saat ini merasa sangat susah, ditambah lagi kaki dan tangannya yang dirasa lambat.