BEKASI – Di Momen hari anak nasional (HAN) 2021, anak-anak berlomba menyampaikan aspirasinya. Hal ini disampaikan Chairoman J Putro selaku ketua DPRD Kota Bekasi, saat menghadiri puncak kegiatan Hari Anak Nasional tingkat kota Bekasi tahun 2021 yang diselenggarakan di Balai Patriot bertema Anak Terlindungi Indonesia Maju, Anak Kota Bekasi Nyaman dan Ceria dengan Tagline Anakku Peduli Di Masa Pandemi, Kamis (4/8/2021).

“Yang menarik dari HAN itu anak-anak menyuarakan pendapat “Suara Anak Indonesia” isinya harapan dan aspirasi mereka,” kata Chairoman.
Kurang lebih kata Chairoman ada 12 harapan anak-anak terhadap pemerintah. Antara lain
Anak-anak minta diberi kebebasan berpendapat.
“Pertama mereka minta diberi kebebasan berpendapat, selanjutnya mereka juga ingin dapat KIA atau kartu identitas anak,” ujarnya.
Anak-anak juga bersuara tentang fasilitas ramah anak untuk mendukung tumbuh kembang mereka. Selain itu mereka juga meminta agar pemerintah memantau rawan gizi bagi anak.
“Apalagi saat Covid menurunkan kualitas gizi. Lalu mereka juga butuh edukasi yang memungkinkan informasi layak anak diterima semua pihak,” tukasnya.
Ada juga soal Kawasan Tanpa Rokok, sistem pendidikan yang efektif , pendidikan Moral dan pemanfaatan media sosial secara positif serta hak dan perlindungan anak.
“Anak-anak juga berpendapat menyoroti kasus bunuh diri anak termasuk pergaulan bebas,” Ucapnya.
Sebagai Kota Layak Anak Level Nindya, Chairoman menyatakan Kota Bekasi masih harus banyak berbenah terutama soal Perda Kawasan Tanpa Rokok dan bebas Predator Anak.
“Banyak catatan terkait Perda kawasan bebas rokok atau KTR.
Ini menjadi review kita. Kita masih harus akui masih banyak iklan rokok. Sementara kalau mau jadi kota layak anak jadikan kota Bekasi kota tanpa rokok. Larang iklan reklame promosi rokok. Kecuali tempat yang dibolehkan walikota.
Kalau bisa semua kawasan bebas rokok,” jelas Chairoman saat ditemui, Kamis (4/8/2021).
Selanjutnya, kata Chairoman soal perlindungan anak dari predator anak. Karena kasus pelecehan seksual terhadap anak-anak jumlahnya masih ada dan cenderung meningkat.
“Jumlah dan kualitas pelecehan seksual meningkat. Kita harus menjamin kota ini layak dari predator anak. Agar anak tidak trauma. Kita juga harus ada program healing. Menjamin anak aman dari predator anak, pelecehan dan pekerjaan yang tidak layak anak,” tukasnya. (Denis)