Sambut Hari Sumpah Pemuda, Tokoh Lintas Agama Bekasi Adakan Fun Walk

Cikarang – Dalam memperingati hari sumpah pemuda 2019. Forum Pemuda Pemudi Kabupaten Bekasi, Forum Kerukunan Umat Beragama Kabupaten Bekasi dan Tokoh Lintas Agama Bekasi menggelar fun walk di Kawasan Jababeka. Peserta berjalan kaki dari Hollywood Junction, Bundaran President University dan berakhir di Botanical Garden. Minggu, 27/19.

ppdb2025

Acara dihadiri Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Bekasi KH Athoilah Mursyid, pendeta Hindu, Adhi Candra, jajaran muspida Bekasi, kepolisian, TNI, Pemuda Banser, Ansor, Pesantren Nurul Huda, dan perwakilan agama Buddha. Hadir pula tuan rumah acara, Romo Paroki Cikarang Rm Vinsensius Rosihan Arifin Pr dan ribuan warga Cikarang. Acara bertemakan “Bersatu Bersama Memajukan Bangsa”.

Acang (Selaku Ketua Panitia) mengatakan, “Acara ini adalah acara dalam rangka memperingati sumpah pemuda yang berbentuk fun walk. Kegiatan ini terselenggara atas kerjasama lintas agama ada agama Hindu, Budha, Kristen, Katolik dan Islam. Sebenarnya kegiatan ini untuk mengingatkan kembali kepada para pemuda bahwa sesungguhnya Indonesia ini sudah beragam sejak dahulu”.

Masih menurut Ketua Panita, “Cikarang adalah menurut saya merupakan salah satu miniatur kota, yang didalamnya terdapat banyak keberagaman. Pada acara ini juga menampilkan beragam budaya salah satunya adalah reog ponorogo, barongsai, hadroh dari Ponpes Nurul Huda, dan penampilan band dari Orang Muda Katolik (OMK)”.

“Acara ini terselenggara secara resmi oleh ketua FKUB KH Athoilah Mursyid, yang merupakan rangkaian acara tahun sebelumnya. Saya selaku ketua panitia berharap acara kedepannya bisa mencakup wilayah yang lebih luas lagi tidak hanya di Kabupaten Bekasi”, lanjut ia.

“Kembali menyadarkan pemuda khususnya yang paling penting adalah toleransi. Saling berpeluk erat dalam keberagaman tidak lagi ada pertikaian dan kerusuhan atas dasar apapun itu. Karena membangun bangsa tidak hanya kaum pemuda saja tapi dari semua golongan. Dan tidak hanya agama tertentu saja, karena kita hidup di negara Indonesia yang beragam. Maka semua elemen masyarakat berhak membangun bangsa Indonesia”, pungkasnya.